Rumah No. 61

 

Sebenarnya, umi masih sayu dan pilu. Masih bugar dalam ingatan detik pemergianmu. Saat umi merangkul tubuhmu yang longlai dari tilam tempat kau beradu. Saat umi mengusap2 tubuhmu di dalam wad kecemasan. Saat umi merenung matamu tika jantungmu berdegup kerna alat bantuan yang terpasang dibadanmu. Saat umi mengucup dahi dan telapak tanganmu diatas pangkuan umi.

Hari ini genap sebulan tanpamu. Dan umi masih mengingatimu... Hati ini, semakin nyilu merinduimu... kala menyelak fotomu... kala fikiran umi terbang ke awan nostalgia bersamamu

Umi akan selalu berdoa supaya terus tegar meneruskan amanah tuhan kita yang masih terbeban dibahu umi... berhadapan dunia ini, bagai seorang yang sedang mendaki gunung... batin ini, sesungguhnya, menangis sengsara... berada diakhir puncak kehidupan dunia yang sudah pun tua.

Moga hati umi kan riang gembira mendengar khabar berita dari Yang Maha Esa bahawa dirimu sedang bahagia dalam jagaan Tuhan Yang Maha Kaya; Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mengasihani. Yang mendengar doa sebelum umi tidur; Ya Rahim temukan kami di dalam syurgaMu. Dan, disitulah selayaknya tempatmu, si bersih, duhai permata hati yang umi tunggu.

It's been 4 weeks since we said GudBye